April 27, 2012

Bimbingan Pendidikan dan Bimbingan Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Peserta didik merupakan pribadi yang sedang berkembang menuju ke masa kedewasaannya. Dan dalam proses perkembangan itu di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari faktor internal maupun eksternal. Pada proses perkembangan, peserta didik melewati fase-fase perkembangan yang ditandai dengan adanya berbagai perubahan menuju ke  arah kematangan dalam berbagai aspek. Untuk melewati fase-fase tersebut, terkadang mereka harus melewati tantangan dan masa-masa sulit dalam rangka mempersiapkan diri menuju ke masa kedewasaan. Oleh karena itu diperlukan arahan atau bimbingan oleh orang dewasa guna mencapai masa kedewasaan yang ideal. Salah satunya adalah melalui layanan bimbingan pendidikan di sekolah.
Bimbingan itu sendiri merupakan suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Bimbingan merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus agar individu mencapai kemampuannya secara maksimum.[1] Hal ini sangat relevan dengan rumusan tujuan pendidikan yaitu sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan potensi, bakat, minat dan kemampuannya. Untuk itulah, perlu adanya bimbingan pendidikan maupun bimbingan belajar guna membantu mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dan dalam rangka membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik.
B.        Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bimbingan pendidikan?
2.      Apa saja tujuan bimbingan pendidikan?
3.      Bagaimana prinsip menyusun program bimbingan pendidikan?
4.      Bagaimana hubungan bimbingan pendidikan dengan bimbingan belajar?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)
Beberapa pendapat para tokoh tentang pengertian bimbingan pendidikan :
·         W. S. Winkel SJ. Menyatakan bahwa: bimbingan pendidikan adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai belajar dan dalam memilih jenis/jurusan yang sesuai.
·         J. D. Hopfengarder memandang : bimbingan pendidikan sebagai bagian integral dari program sekolah yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan kemampuan-kemampuannya sehingga mereka dapat memperoleh nilai maksimal dalam pendidikan formalnya.
·         Ruth Strong merumuskan bahwa : bimbingan pendidikan sebagai bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat memilih program yang cocok dan mencari kemajuan-kemajuan melalui program yang dipilihnya.
·         Brewer, tentang pendapatnya mengenai educational guidance menganggap sebagai suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan untuk pertumbuhan mental individu.[2]
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada anak yang dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.[3]

B.       Tujuan Bimbingan Pendidikan
Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan kegiatan pendidikan, maka akan timbul berbagai persoalan terutama bagi murid sendiri. Sesuai dengan itu, maka bimbingan pendidikan memberikan bantuan kepada murid dalam hal :
1.      Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi
Dalam situasi pendidikan yang dihadapi oleh murid-murid, maka murid perlu mendapat bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa; sistem belajar, buku-buku, metode belajar, alat-alat pelajaran dan sebagainya. Program orientasi merupakan salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.
2.      Pengenalan terhadap studi lanjutan
Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya. Pengenalan yang diberikan antara lain mengenai jenis-jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat-syarat masuk ke sekolah lanjutan, cara-cara pemilihan jurusan yang sesuai dan sebagainya.
3.      Perencanaan pendidikan
Untuk mencapai sukses dalam pendidikan, harus dibuat suatu rencana yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang akan ditempuhnya. Murid perlu mendapat bantuan sesuai dengan cita-citanya, bakat, minat dan sebagainya. Dengan demikian, murid dapat menempuh suatu pendidikan yang didasari oleh suatu rencana yang nyata, sehingga lebih menjamin tercapainya suatu tujuan.
4.      Pendidikan spesialisasi
Pada saat-saat tertentu murid dihadapkan kepada pemilihan suatu spesialisasi (kekhususan), misalnya, pemilihan jurusan pada kelas-kelas terakhir di SMA, pemilihan jurusan di perguruan tinggi, dan lain-lain. Dalam sekolah komprehensif ( sekolah pembangunan ) , masalah spesialisasi ini memegang peranan penting terutama pada kelas-kelas tinggi. Pemilihan ini akan menentukan suksesnya individu di masa mendatang. Oleh karena itu, murid harus benar-benar mendapat bantuan yang nyata.[4]
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi, dalam bukunya dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan di sekolah menyebutkan bahwa tujuan dari bimbingan pendidikan ( educational guidance ) secara garis besarnya adalah untuk :
1.      Membantu para siswa untuk menilai potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, bakat dan minatnya, sifat-sifat pribadinya yang berhubungan dengan pelajaran.
2.      Membantu siswa untuk mengetahui berbagai kemungkinan pendidikan yang ada padanya.
3.      Memilih sekolah, universitas, institute, sekolah tinggi atau pusat latihan yang cocok dengan pilihannya.
4.      Membantu siswa untuk menentukan segi-segi kelemahan dan kekuatan yang ada pada diriya guna keberhasilan pendidikannya.
5.      Membantu siswa untuk menyesuaikan diri dengan suasana sekolah, sehingga dapat mengarahkan semua potensi, kemampuan, bakat dan minatnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
Supaya pelaksanaan layanan educational guidance dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka ada beberapa data yang diperlukan, yaitu :
1.      Data-data tentang latar belakang keluarga, kemampuan intelektual, bakat khusus, minat, cita-cita dan kemampuan finansial.
2.      Jenis atau jurusan sekolah yang mempersiapkan para siswa untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi di universitas, institute, sekolah tinggi atau akademi dengan variasi jurusan/program, departemen atau fakultas tertentu.
3.      Ciri-ciri khas dari jenis-jenis atau jurusan sekolah serta isi kurikulum silabusnya dan persyaratan khusus yang dituntut dalam hal-hal kemampuan intelektual, bakat, minat dan finansial.
4.      Status dari universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi ( terdaftar, diakui, dan disamakan), serta berbagai kemungkinan pengembangan karir setelah tamat studi.
5.      Berbagai kemungkinan konkrit untuk memasuki program studi tertentu diantaranya : tuntutan tes masuk, jangka waktu studi,tuntutan financial ( pemondokan, biaya SPP, pengadaan literatur ).
C.      Prinsip Bimbingan Pendidikan
Selanjutnya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun program bimbingan pendidikan, antara lain :
1.      Hendaknya layanan yang diberikan oleh program bimbingan pendidikan merupakan pelayanan continue dan lengkap.
2.      Pelayanan yang diberikan oleh bimbingan pendidikan hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga tidak terbatas kepada pemecahan masalah yang timbul, akan tetapi berkelanjutan sampai kepada faktor penyebabnya.
3.      Hendaknya layanan yang dilakukan oleh bimbingan pendidikan serasi dengan jenis-jenis layanan bimbingan lainnya di sekolah.
4.      Hendaknya layanan yang diberikan oleh bimbingan pendidikan di sekolah selalu berkaitan dengan layanan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga di luar sekolah.
Berdasarkan prinsip diatas, maka suatu program layanan bimbingan pendidikan yang baik harus terencana dan teroganisir dengan baik pula, yang meliputi berbagai usaha, diantaranya :
1.      Memberikan berbagai informasi kepada siswa baru mengenai tujuan pendidikan pada sekolah itu, kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara belajar yang efektif, macam-macam jurusan dan syarat-syarat atau norma penjurusan, struktur organisasi siswa dan sekolah. Usaha semacam ini bisa dilakukan pada masa pekan orientasi studi siswa pada tiap-tiap tahun ajaran baru dimulai.
2.      Informasi kepada siswa tentang beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Terpenuhinya berbagai persyaratan dan kebutuhan dalam belajar siswa akan memberikan dampak yang positif dalam pendidikan anak.
3.      Informasi tentang beberapa kemungkinan dan kesempatan untuk melanjutkan studi atau memilih lapangan kerja ( karir ) setelah menyelesaikan studi pada sekolah itu.
4.      Pengumpulan data mengenai hasil tes psikologis, prestasi belajar siswa setiap semester untuk masing-masing bidang studi.
5.      Wawancara penyuluhan untuk membicarakan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan kesulitan belajar, kemunduran prestasi, masalah penjurusan dan sekolah sambungan.
6.      Informasi tentang beberapa perguruan tinggi yang bisa dimasuki tanpa melalui tes, tetapi melaui jalur bakat dan prestasi khususnya pada proyek perintis, serta persyaratan yang dituntut untuk mencapai. [5]
D.      Hubungan Bimbingan Pendidikan dengan Bimbingan Belajar
Menurut penulis, dalam  program bimbingan pendidikan terdapat program bimbingan belajar, yang mana tujuannya adalah untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan proses belajarnya, sehingga masalahnya menjadi tidak berlarut-larut. Bimbingan belajar itu sendiri merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang diselenggarakan di sekolah. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan dengan melalui tahap-tahap :
a.       Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Masalah belajar memiliki bentu yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan menjadi beberapa, yaitu :
·         Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
·         Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang mat tinggi itu.
·         Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
·         Kurang motivasi dalam belajar, yaitu kedaaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar. Mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
·         Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
b.      Pengungkapan sebab timbulnya masalah belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar serta pengamatan.
·         Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Siswa yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran. Siswa yang seperti ini digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah dalam belajar dan memerlukan bantuan khusus. Sedangkan siswa yang sudah menguasai secara tuntas semua bahan yang disajikan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir, digolongkan sebagai siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka patut mendapat tugas-tugas tambahan sebagai pengayaan.
Cara lain untuk melihat derajat keberhasilan belajar siswa adalah dengan memperhatikan kurva yang dibentuk oleh nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh kelompok siswa . tingkat keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan dengan melihat kedudukan nilai siswa yang bersangkutan pada kurva. Nilai yang terletak di tengah kurva menandakan bahwa siswa yang mencapai nilai itu tergolong sedang, yang disebelah kanan kurva tergolong pandai, dan yang berada di ujung kurva sebelah kanan tergolong amat pandai. Sebaliknya, yang berada di sebelah kiri tergolong lambat, dan yang di ujung kiri termasuk lambat sekali. Dengan penggolongan ini dapat diketahui siapa saja yang memerlukan bantuan khusus dan siapa yang memerlukan materi tambahan.
·         Tes Kemampuan Dasar
Tingkat kemampuan dasar ini biasanya di ukur atau di ungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku. Dalam banyak skala inteligensi, kemampuan dasar manusia di klasifikasikan sebagai berikut :
I.Q
Tingkat Kemampuan
140 ke atas
Sangat cerdas
120-139
Cerdas
110-129
Di atas rata-rata
90-109
Normal atau rata-rata
80-89
Di bawah rata-rata
70-79
Bodoh
Di bawah 70
Sangat bodoh
Hasil belajar siswa seharusnya dapat mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya. Siswa yang kemampuan dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Bilamana seorang siswa mencapai hasil belajar lebih rendah dari teraan inteligensi yang dimilikinya, maka siswa yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah dalam belajar.
·         Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar. Dan sebagian dari sikap dan kebiasaan siswa belajar itu dapat diketahui dengan mengadakan pengamatan dalam kelas. Dengan memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan belajar siswa itu akan dapat diketahui siswa mana yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai dan perlu terus dipelihara serta siswa mana yang memerluan bantuan khsusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajar yang belum sebagaimana dikehendaki.
·         Tes Diagnostik
Merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya kesalaahn-kesalahan yang di alami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa. Semakin sedikit siswa membuat kesalahan pada tes diagnostik, maka kuatlah siswa pada materi pelajaran yang bersangkutan dan sebaliknya.
·         Analisis Hasil Belajar atau Karya
Analisis hasil belajar merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang ditampilkan siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga dimensi yang berupa model, maket dan bentuk lainnya serta gerak dan suara. Bentuk hasil belajar yang lain dapat berupa foto, film ataupun rekaman video.
Dalam analisis hasil belajar atau hanya materi yang dimaksudkan dicermati melalui pengamatan yang sistematik dengan menggunakan pedoman tertentu. Hasil pengamatan itu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perbandingan hasil pengamatan terhadap kriteria itu akan memperlihatkan kekuatan dan kelemahan si pembuat hasil karya itu.
c.       Upaya Membantu Siswa yang Mengalami masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
·         Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau kelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dibandingkan dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi siswa.
·         Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
·         Peningkatan Motivasi Belajar
Guru, konselor dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah :
ü  Memperjelas tujuan belajar
ü  Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat dan kemampuan siswa
ü  Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
ü  Memberi hadiah ( penguatan ) dan hukuman bilamana perlu
ü  Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid
ü  Menghindari tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti suasana menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan )
ü  Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
·         Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru, konselor, dan orang tua siswa. Untuk itu, siswa hendaklah dibantu dalam hal menemukan motif yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi kesehatan yang baik, mengatur waktu belajar, dan kegiatan lainnya.
Berdasarkan hasil pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan menggunakan instrument yang telah disebutkan di atas, konselor dan guru dapat merancang layanan bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual atau kegiatan lainnya.[6]









BAB III
KESIMPULAN
Bimbingan pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada anak yang dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah. Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun program bimbingan pendidikan agar layanan bimbingan pendidikan dapat terencana dan terorganisir dengan baik. Dan dalam layanan bimbingan pendidikan mengandung program bimbingan belajar yang dapat dilaksanakan dengan melalui tahap pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab timbulnya masalah belajar dan upaya membantu mengatasi siswa yang mengalami masalah belajar.













DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1977,  Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra
Gunawan, Yusup, 1992 dkk, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Hallen,  2002, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers
Prayitno, Amti, Erman, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,  Jakarta : PT Rineka Cipta
 Sukardi, Dewa Ketut, 1983,  Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional





[1]  Hallen, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002 ), hal. 4
[2] Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 24
[3]  Yusup Gunawan, dkk, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa, ( Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 46-47
[4]  Abu Ahmadi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, ( Semarang: Toha Putra, 1977), hal. 20
[5]  Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan,…hal. 26-28
[6]  Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 ), hal.279-288